Berwisata di Jogja tidak melulu harus pergi ke wisata pantai, budaya dan belanja saja. Wisatawan juga dapat melakukan wisata religi dengan berziarah ke makam para Raja Mataram di Imogiri Bantul. Makam yang terkenal sakral bagi warga Jogja ini layak Wisatawan kunjungi.

Salah satu alasan mengapa hingga kini Jogja tetap berstatus istimewa adalah karena keistimewaan itu sendiri yang tidak dimiliki oleh daerah lain. Salah satu keistimewaa itu salah satunya adalah sistem kerajaan yang tetap diwarisi hingga saat ini. Bahkan, tidak seperti daerah lain, jabatan gubernur di sini pun langsung dijabat oleh Sri Sultan Hamengkubuwono yang tak lain adalah raja dari Keraton Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.

Berbicara soal raja, di Jogja ada sebuah komplek pemakaman yang menarik untuk dikunjungi. Makam tersebut merupakan tempat peristirahatan terakhir dari raja-raja Mataram. Makam tersebut bernama makam raja raja Imogiri. sesuai namanya, pemakanan ini terletak di Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Jogja.

Keunikan lain dari wisata religi Bantul ini adalah lokasinya, berbeda dengan pemakanan pada umumnya, komplek pemakaman ini terletak di atas sebuah bukit. Maka tak heran, untuk mencapai komplek pemakaman, diperlukan tenaga ekstra. Bagaimana tidak, sebelum mencapai puncak, wisatawan harus melewati begitu banyak anak tangga. Berdasarkan catatan sejarah makam raja raja imogiri ini dibangun pada tahun 1632 oleh Sultan Mataram III Prabu Hanyokrokusumo yang merupakan keturunan dari Panembahan Senopati Raja Mataram I.

Untuk mencapai tempat ini sangat mudah, wisatawan cukup mengikuti penunjuk arah jalan yang lengkap di Jogja atau bisa juga menggunakan google maps. Dengan begitu, wisatawan tidak akan tersesat saat menuju makam imogiri ini. Dari Perempatan terminal Giwangan, lurus ke arah selatan. Jika merasa bingung jangan sungkan untuk bertanya ke warga sekitas, warga di jogja dikenal ramah-ramah dan suka membantu.

Oleh pemerintah daerah setempat,komplek pemakanan ini sudah dijadikan sebagai salah satu tempat wisata, utamanya wisata religi. Sama seperti objek wisata yang lain, di sini pun terdapat banyak pedagang yang menjajakan makanan kepada para wisatawan yang datang. Jadi, jangan takut merasa lapar karena belum sempat makan sebelumnya.

Sejarah singkat makam raja raja Imogiri ini berawal dari Kanjeng Sultan Agung yang melemparkan pasir yang berasal dari Mekkah, dan pasir itu jatuh di Pegunungan Merak. kemudian dibuat makam raja di pegunungan yang besar dan tinggi ini.

Sebelum memasuki makam Imogiri wisatawan akan melewati banyak anak tangga yang lebarnya sekitar 4 meter dengan kemiringan kira-kira 45 derajat. Jumlah anak tangga di Permakaman Imogiri sekitar 400 an anak tangga. Mengenai anak tangga ini, ada mitos yang berkembang dan dipercayai oleh sebagian masyarakat, yakni apabila pengunjung berhasil menghitung jumlah anak tangga dengan benar, maka semua keinginannya akan terkabulkan. Satu hal yang harus dipatuhi di tempat ini adalah wisatawan tidak diperbolehkan mengambil gambar didalam komplek makam utama dan diharuskan untuk mengenakan pakaian khas budaya Jawa. Mengenakan pakaian jawa dipadukan dengan arsitektur area pemakaman yang sudah berusia tua, menambah kesan zaman dahulu semakin terasa.

Pemakaman raja-raja Imogiri ini dibagi menjadi tiga, yakni Astana Kasultan Agung, wilayah makam Raja Surakarta Hadiningrat, wilayah makam Raja Jogja Hadiningrat. Di Astana Kasultan Agung, terdapat makam Sultan Agung, Sri Ratu Batang, Hamangkurat Amral, dan Hamangkurat Mas.

Sedangkan di Wilayah makam raja Surakarta Hadiningrat dibagi menjadi empat hastana, yakin Paku Buwana (Sri Paduka Paku Buwana I, Sri Paduka Hamangkurat Jawa, dan Sri Paduka Paku Buwana II), Kasuwargan Surakarta (Sri Paduka Paku Buwana III, Sri Paduka Paku Buwana IV, dan Sri Paduka Paku Buwana V), Kapingsangan Surakarta (Sri Paduka Paku Buwana VI, Sri Paduka Paku Buwana VII, Sri Paduka Paku Buwana VIII, dan Sri Paduka Paku Buwana IX), dan Grimulya Surakarta (Sri Paduka Paku Buwana X, Sri Paduka Paku Buwana XI, dan Sri Paduka Paku Buwana XII).

Sementara itu, di wilayah makam raja Jogja Hadiningrat dibagi menjadi 3 hastana, yakni Kasuwargan Jogja (Sri Paduka Hamangku Buwana I dan Sri Paduka Hamangku Buwana III), Besiyaran Jogja (Sri Paduka Hamangku Buwana IV, Sri Paduka Hamangku Buwana V, dan Sri Paduka Hamangku Buwana VI), serta Saptorenggo Jogja (Sri Paduka Hamangku Buwana VII, Sri Paduka Hamangku Buwana VIII, dan Sri Paduka Hamangku Buwana IX).

Bagi wisatawan yang berencana datang ke tempat ini, makam Imogiri buka setiap hari Jum’at mulai pukul 13.00, Senin, mulai pukul 10.00, Minggu, mulai pukul 10.00, tanggal 1 dan 8 bulan Syawal mulai pukul 10.00, dan tanggal 10 bulan Besar mulai pukul 10.00. Sedangkan pada bulan Puasa dan hari besar agama Islam, Makam Imogiri ditutup untuk umum.

Untuk harga tiket masuk di wisata religi ini gratis dan hanya disuruh mengisi kotak infak seikhlasnya. kemudian untuk tarif parkir sepeda motor wisatawan akan dikenakan biaya sebesar IDR 2.000 dan untuk mobil IDR 5.000. selanjutnya untuk sewa baju adat jawa dikenakan biaya IDR 10.000.

Bagaimana menarik bukan wisata religi makam raja raja imogiri ini. jangan lewatkan juga tempat wisata menarik dan populer lainnya di website ini.