Kenapa Harus Luar Biasa ?

Jan 28, 2025Opini

Dalam berbagai acara, ketika seseorang bertanya, “Apa kabar hari ini?” sering kali kita mendengar jawaban, “Luar biasa!” Baik itu di seminar, workshop, perayaan ulang tahun, atau bahkan saat memulai ibadah di gereja, seruan “Luar biasa!” sudah menjadi kebiasaan yang hampir otomatis. Ketika ditanya lebih lanjut, “Luar biasanya hanya hari ini atau setiap saat?” banyak orang dengan bangga menjawab, “Setiap saat!” Namun, jika setiap saat luar biasa, apakah artinya masih istimewa?
Fenomena ini menimbulkan kekhawatiran bahwa “spiritualitas luar biasa” semacam ini dapat membuat kita melupakan kenyataan hidup yang penuh dengan keseharian. Meski seruan “Luar biasa!” terdengar menarik, ada risiko bahwa ini muncul dari pemahaman iman yang kurang mendalam, yang memandang hal-hal biasa sebagai sesuatu yang kurang berarti. Padahal, justru dalam rutinitaslah, Allah berkarya dan membentuk hidup kita.
Dalam rutinitaslah, Allah berkarya dan membentuk hidup kita

Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita

Kata “rutin” berasal dari akar kata yang sama dengan “rute.” Perjalanan hidup kita dipenuhi dengan rutinitas, dan tanpa itu, kita takkan pernah mencapai tujuan. Sebagai contoh, perjalanan dari Jakarta ke Yogyakarta sepanjang 443 kilometer hanya bisa dilalui dengan kesabaran dan konsistensi menempuh kilometer demi kilometer. Tanpa rutinitas itu, tujuan tak akan tercapai.

Ironisnya, slogan “Luar biasa!” (extraordinary) justru mengabaikan hal-hal yang biasa (ordinary), padahal yang biasa sering kali mencerminkan keteraturan (order). Dalam iman Kristen, Allah menciptakan segala sesuatu secara teratur dan menyatakannya sebagai sesuatu yang baik (Kej. 1).
Mengabaikan rutinitas berarti menolak tanda nyata pemeliharaan Allah yang setia di dalam kehidupan kita sehari-hari.

Nilai Kehidupan yang Biasa

Bayangkan jika detak jantung Anda tiba-tiba menjadi “luar biasa,” atau tidak teratur. Itu disebut arrhythmia, yang dapat membahayakan nyawa. Jantung yang sehat justru berdetak dengan ritme yang rutin. Begitu pula, jika lalu lintas tiba-tiba kacau tanpa pola, ritme hidup kita akan terganggu. Bahkan, bayangkan seorang satpam bank bekerja secara “luar biasa,” mengabaikan rutinitas dan prosedur standar. Hal ini tentu membawa risiko besar.

Namun, perlu diingat, rutinitas bukanlah rutinisme. Rutinisme adalah ketika aktivitas dilakukan tanpa jiwa, tanpa refleksi, seperti mesin yang bergerak tanpa kesadaran. Aktivisme juga menjadi jebakan ketika aktivitas dilakukan hanya demi aktivitas itu sendiri, tanpa makna. Rutinitas yang benar adalah hidup yang disadari sebagai bagian dari kehendak Allah, sebagaimana Paulus menasihati, “Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita” (Kol. 3:17).

Allah memberikan momen Sabat sebagai jalan keluar dari jebakan rutinisme dan aktivisme. Sabat mengundang kita berhenti sejenak, merenungkan hidup, dan menemukan makna baru dalam rutinitas kita. Melalui Sabat, manusia diajak menjadi lebih dari sekadar pekerja (homo faber) atau pemikir (homo sapiens), tetapi juga menjadi pribadi yang berelasi dengan Allah (homo religiosus).

Namun seruan “Luar biasa!” memiliki dampak yang signifikan terhadap kehidupan sehari-hari, baik secara positif maupun negatif.

Dampak Positif

  • Mendorong Optimisme : Menyatakan bahwa sesuatu itu “luar biasa” dapat menciptakan suasana positif dan optimis di sekitar kita. Ini dapat meningkatkan semangat individu dan kelompok dalam menghadapi tantangan sehari-hari.
  • Memotivasi Perubahan : Menggunakan istilah “luar biasa” dapat menjadi pendorong untuk mencari pengalaman baru dan berinovasi dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pekerjaan dan hubungan sosial.

Dampak Negatif

  • Menghilangkan Makna Rutin: Ketika segalanya dianggap “luar biasa”, hal ini bisa mengakibatkan pengabaian terhadap nilai-nilai rutin dan keseharian yang sebenarnya penting. Rutinitas yang stabil sering kali merupakan fondasi dari kehidupan yang sehat dan teratur.
  • Tekanan untuk Selalu Berprestasi: Ada tekanan sosial untuk selalu mencapai sesuatu yang luar biasa, yang dapat menyebabkan stres dan kecemasan. Individu mungkin merasa tidak cukup baik jika mereka tidak memenuhi standar “luar biasa”.
  • Kehilangan Keseimbangan: Terlalu fokus pada pencarian pengalaman luar biasa bisa membuat seseorang kehilangan keseimbangan dalam hidupnya, mengabaikan aspek-aspek penting seperti kesehatan mental dan hubungan interpersonal yang lebih mendalam.

Kesadaran akan Allah yang Luar Biasa

Hidup yang biasa dan teratur sebenarnya sangat bermakna, karena di dalamnya kita mengalami Allah yang luar biasa. Justru Allah yang luar biasa itu hadir dalam kehidupan manusia yang biasa. Seperti tertulis, “Ia…menjadi sama dengan manusia” (Flp. 2:7).

Jadi, jika ada yang bertanya, “Apa kabar?” Anda tak perlu selalu menjawab, “Luar biasa!” Jawaban sederhana seperti, “Baik, seperti biasa,” sudah cukup. Hidup itu baik, sebab Allah yang luar biasa memelihara hidup kita melalui rutinitas yang teratur. Kehadiran Allah membuat hidup tidak membosankan, tetapi tetap indah dan penuh makna.